Banjir Bandang Renggut 11,3 Ribu Nyawa, 10 Ribu Korban Belum Ditemukan

Banjir bandang renggut 11,3 ribu nyawa, 10 ribu korban belum ditemukan
Banjir bandang renggut 11,3 ribu nyawa, 10 ribu korban belum ditemukan. Terlihat para relawan mengevakuasi mayat dalam kantong dari balik reruntuhan bangunan. [Foto: Ist. Reuters]
Indonesia Memilih

HARI Kelima pasca banjir bandang super dahsyat yang meluluhlantakkan Derna, kota pesisir Laut Mediterania, wilayah timur Libya, ribuan relawan terus berjuang mencari korban di balik puing reruntuhan hingga menyelami pantai.

Bulan Sabit Merah Libya mengumumkan, banjir bandang setinggi 7 meter ini telah renggut 11,3 ribu nyawa warga Kota Derna, serta 170 korban lainnya di Kota Um Razaz, Marj dan Bayda.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) mengeluarkan pernyataan, sekitar 10 ribu korban belum ditemukan.

Kontributor KompolmasTV di Tripoli, Salman Baihaqie melaporkan bencana besar ini telah menumbuhkan kembali solidaritas antarsesama Rakyat Libya yang sejak lebih satu dekade terpecah-belah oleh kepentingan North Atlantic Treaty Organization (NATO) di negeri kaya minyak tersebut.

“Dalam musibah penuh duka ini, tidak ada lagi perbedaan wilayah timur (berpusat di Benghazi-red) dan barat (berpusat di Tripoli-red). Semua perhatian tertuju ke timur (Derna dan sekitarnya-red) demi kemanusiaan, ini menjadi pelajaran penting,” katanya, Jum’at sore waktu Indonesia.

Al-Jazeera mewartakan, Pemerintah Kota Derna telah mengubur 3.000 lebih jenazah korban pada Kamis pagi, umumnya secara massal di luar kota.

Sementara sisanya masih dalam proses identifikasi dan persiapan pengebumian.

Para relawan menyusun jenazah korban dalam liang lahat sebelum dikuburkan secara massal
Para relawan menyusun jenazah korban dalam liang lahat sebelum dikuburkan secara massal. [Foto: Ist. Al-Jazeera]

Dosa NATO

Banjir dipicu Badai Daniel yang membawa hujan deras, pada Minggu (10/9/2023) malam waktu setempat, membuat dua bendungan tak terurus di Sungai Wadi jebol, jutaan ton air meluncur melintasi Derna menuju Laut Mediterania.

Derna terendam setinggi 7 meter selama beberapa jam di tengah malam itu.

Para korban selamat memastikan tidak ada peringatan dini sebelum bencana mematikan ini terjadi. Mereka hanya tahu malam itu hujan deras disertai badai.

Hanya beberapa detik terdengar gemuruh di kejauhan, air pun menggenangi kamar tidur mereka dengan cepat hingga penghuninya kesulitan membuka pintu.

Kehilangan sosok pemimpin revolusioner sekelas Muammar Muhammad Abu Minyar Khadafi alias Muammar Khadafi alias Gaddafi yang terbunuh dalam kampanye pengeboman brutal NATO pada 20 Oktober 2011 membuat negara itu terkoyak-moyak perang saudara berkepanjangan.

Tidak sedikit infrastruktur peninggalan Khadafi terbengkalai, bahkan tercatat tidak terurus sejak beberapa tahun sebelum pemimpin dan penuntun Revolusi Jamahiriyah Arab Libya itu dibunuh dengan tuduhan diktator.

Wakil Walikota Derna, Ahmed Madroud kepada Al-Jazeera mengungkapkan, dua bendungan di Sungai Wadi yang jebol itupun tidak lagi terawat baik sejak 2002.

“Korupsi dan salah urus keuangan adalah penyebab di balik kegagalan infrastruktur Libya selama beberapa dekade,” tuding Direktur Sadeq Institute, Anas El-Gomati.

Rezim pasca Khadafi, kata dia, juga patut disalahkan, sebab otoritas investasi militer telah menganibal infrastruktur publik di wilayah timur Libya.

“Mereka menghancurkannya untuk diselundupkan dan dijual sebagai besi tua,” ungkapnya, Jum’at.

[ALJAZEERA/SLM/GO]

 

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *