TIGA Pendekar dadakan berhasil menjadi “kampiun” dalam laga tak berimbang melawan seorang penambang yang menghunus pisau dapur.
Insiden menggemparkan seantero dunia persilatan ini terjadi di Desa Bakit, Parittiga, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Akibatnya, penghunus pisau tersebut babak belur terkena bogem metah, kemudian mengadukan nasibnya kepada polisi.
Tidak berselang lama, pelapor juga dilaporkan tiga lawannya atas dugaan kasus lain yang memicu pengeroyokan tadi.
Kapolsek Jebus, AKP Yudha Prakoso SIK MA seizin Kapolres Bangka Barat Polda Babel AKBP Ade Zamrah SIK menegaskan, kasus ini berakhir dengan restorative justice.
“Ini merupakan dukungan Polsek Jebus terhadap program Kapolri dan keinginan para pihak,” tandasnya usai memimpin problem solving melalui mekanisme restorative justice di Mapolsek, Jum’at (8/9/2023).
Dijelaskan, pengeroyokan dialami JF ketika MSR bertanya kepadanya soal usaha tambang milik JF yang beroperasi di Pulau Kambing, Desa Bakit, Selasa (29/8) lalu.
JF jatuh tersandung saat mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak dengan MSR.
Setelah berdiri kembali, JF mengeluarkan sebilah pisau dari pinggangnya.
Melihat JF dengan pisau terhunus sebagai ancaman, MSR menjadi frontal dan langsung menyerang dengan tangan kosong.
Reaksi MSR diikuti dua rekannya, AFI dan ALS. Tiga sekawan ini berjibaku mempecundangi JF hingga terkulai.
“Melalui mediasi para pihak, diperoleh kesepakatan antar terlapor dan keluarga masing-masing untuk saling memaafkan dan menyelesaikan perkara secara damai,” beber Yudha.
Prosesi restorative justice digelar di ruang gelar perkara Unit Reskrim Polsek Jebus, dihadiri Kapolsek, Kanit Reskrim, Kanit Proovost, Kasium, Kanit Intel dan segenap anggota Polsek Jebus.
Hadir pula Kepala Desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Bakit, Ketua Adat dan Perangkat Desa Bakit, tokoh masyarakat, keluarga pelapor dan terlapor. [bn]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
