PARA Tetua adat dan seluruh masyarakat Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akhirnya sepakat tolak demonstrasi anarkis.
Kesepakatan ini menjadi kesimpulan musyawarah antara pemangku adat, para tokoh, pemerintah dan masyarakat setempat menyikapi persoalan sosial dengan PT Foresta Lestari Dwikarya (FLD), Kamis (24/8/2023).
Digelar di kediaman Kik Marsa selaku tetua adat Dusun Air Gede Desa Kembiri, musyawarah ini dihadiri segenap tetua adat dan tokoh masyarakat, di antaranya Kik Pajri dan Kik Muhti.
Hadir pula para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung, Polres Belitung, Kodim, Koramil, Polsek, camat, para kepala desa, para kepala dusun, para koordinator lapangan, dan masyarakat umum.
Para peserta musyawarah menyesalkan kericuhan yang sebelumnya sempat terjadi, sehingga memandang perlunya upaya bersama mencegah hal itu terulang kembali.
“Intinya, kita harus menyikapi hal ini dengan kepala dingin,” ajak Kik Fajri.
Pandangan dan imbauan senada juga disampaikan tetua adat dan para tokoh lainnya dalam forum musyarawah.
Mereka meminta seluruh lapisan masyarakat Membalong, khususnya para pengunjuk rasa tidak berbuat anarkis, lebih mengedepankan musyawarah mencari jalan penyelesaian terbaik dan tidak merugikan salah satu pihak.
Kalau dalam penyelesaian tersebut terdapat indikasi tidak sesuai regulasi, tetau adat dan para tokoh menganjurkan masyarakat menempuh jalur hukum positif.
Sebelumnya, ketidakpastian kewajiban pembagian kebun plasma 20 persen dari PT FLD kepada masyarakat Membalong memicu aksi unjuk rasa.
Para pengunjuk rasa meminta perusahaan perkebunan sawit itu transparan dan segera merealisikan kewajiban plasma sesuai regulasi berlaku.
Hingga menjelang berita ini dipublikaiskan, situasi Kamtibmas di Membalong dan sekitarnya sudah kondusif kembali. [nop/iq]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV