KARAJ | KompolmasTV — Terpidana mati bernama Zahra Esmaili dikabarkan mati karena serangan jantung saat menunggu giliran dirinya dieksekusi gantung otoritas penjara Iran.
Napi perempuan ini menghembuskan nafas terakhir saat menyaksikan eksekusi 16 napi pria lainnya secara bergiliran.
Tepatnya di penjara Rajaei-Shahr, Kota Karaj, sebelah barat ibukota Teheran, Rabu (17/2/2021) lalu.
Pengacara terpidana, Omid Moradi menjelaskan, saat melihat langsung antrean para napi pria meregang nyawa pada tali gantungan di depan matanya, Esmaili syok dan alami serangan jantung.
“Zahra Esmaili meninggal sebelum giliran eksekusi tiba. Meski begitu, (pada gilirannya-red) ereka tetap menggantung tubuhnya yang sudah tak bernyawa,” kata Moradi melalui siaran pers Al-Arabiya, Kamis (25/2) malam.
Itu sebabnya, terang Moradi, dalam sertifikat kematian kliennya dinyatakan “serangan jantung” sebagai penyebab kematian.
Zahra Esmaili dijatuhi hukuman gantung oleh pengadilan Iran setelah dinyatakan terbukti bersalah atas pembunuhan suaminya, Alireza Zamani.
Pria ini belakangan diketahui adalah seorang agen senior pada Kementerian Intelijen Iran.
Moradi menyangkal pernyataan Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) bahwa kliennya dieksekusi bersama tujuh terpidana mati lainnya.
Menurut dia, ada 16 napi pria dieksekusi saat itu. Disusul kliennya juga turut digantung meski sudah menjadi mayat.
Iran adalah pemegang rekor kedua eksekusi mati tertinggi —setelah China— di dunia. Sejak awal 2021, tercatat 42 orang telah dieksekusi.[dtc/bin]