Sakti, Penambang di Hutan Mangrove Menghilang Seketika

Sakti, penambang di hutan mangrove menghilang seketika
Sakti, penambang di hutan mangrove menghilang seketika.
Indonesia Memilih

PARA Penambang timah ilegal di Hutan Mangrove Sungai Semusuk, Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, mulai pamer kesaktian.

Mereka mampu menghilang seketika, bahkan bersama seluruh peralatan tambang yang dimiliki, saat tim gabungan Sat Polair Polres Bangka Barat, KP 2005 Dit Polair Polda Kepulauan Bangka Belitung dan UPTD KPHP Rambat Menduyung turun ke lokasi tersebut, Senin (7/11).

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Kasat Polair, Iptu Sugiyanto SH seizin Kapolres Bangka Barat Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) AKBP Catur Prasetiyo SIK mengatakan, saat tim tiba di lokasi itu tidak terlihat aktivitas apapun.

Para penambang dan peralatan mereka sudah tidak ditemukan lagi.

“Kosong, sudah tak ada lagi. Kita akan terus memantau. Kalau ada penambangan ilegal lagi, akan segera ditindak tegas,” katanya melalui siaran pers diterima KompolmasTV pada Senin sore..

Sementara itu, Kepala UPTD KPHP Rambat Menduyung, Melyadi mengonfirmasi lokasi yang digarap para penambang ilegal merupakan hutan mangrove yang sebelumnya pernah ditambang pelaku lain.

Bahkan, kali ini diduga besar-besaran karena para penambang sampai harus menggunakan ponton.

“Katanya, mereka membuat ponton, rajuk lah ibaratnya. Dulu kan cuma user-user. Tapi tadi Polair sudah ke sana, tak ada lagi. Tapi nggak tahu juga kalau seminggu lagi sudah ada lagi,” katanya.

Melyadi mengaku tidak tahu persis berapa jumlah ponton dimaksud.

Namun sebelum penertiban hari ini, pihaknya sudah menyampaikan himbauan dan memberi teguran tertulis kepada para penambang agar tidak lagi merusak hutan mangrove.

“Katanya orang luar, tidak minta izin dulu dengan orang di situ, orang-orang pengurus di situ. Katanya begitu informasinya. Pontonnya ada yang besar satu. mereka sudah sempat nambang, makanya heboh beritanya,” ungkapnya.

Melyadi menegaskan, pihaknya pasti menindak para penambang kalau masih membandel dan beraktivitas di hutan mangrove itu.

Masyarakat hendaknya tidak lagi merusak kawasan terlarang seperti hutan lindung (HL), hutan produksi (HP), apalagi hutan mangrove karena dampak buruknya di kemudian hari.

“Yang di dalam HP dan HL, kalau bisa jangan diganggu lah. Sekarang mungkin belum kelihatan, tapi nanti ke depannya pasti ada dampaknya,” imbaunya.

“Kita kan sekarang sedang reboisasi, penanaman. Sementara oknum-oknum tadi malah merusaknya dengan cepat. Jadi kita himbau hentikan aktivitas di hutan itu,” pungkasnya.

Kisah penambang menghilang secepat kilat saat razia penertiban sudah sangat sering terdengar.

Sayangnya hingga menjelang berita ini ditayangkan, KompolmasTV belum memperoleh informasi teruji soal siapa yang mengajari para penambang ilegal ilmu menghilangkan diri.[iq]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *