Mampu Hipnotis Penonton? Ini Filosofi Bulu Tangkis Sesungguhnya

Mampu hipnotis penonton, ini filosofi bulu tangkis sesungguhnya
Mampu hipnotis penonton, ini filosofi bulu tangkis sesungguhnya. [Foto: Ist. Ilustrasi]
Indonesia Memilih

POPULARITASNYA Sempat memudar hampir dua dekade, badminton atau bulu tangkis tiba-tiba kembali menjadi olahraga trending di kalangan warga +62.

Di era kejayaan terdahulu, Indonesia memang memiliki sederet bintang shuttlecock yang hingga kini masih melegenda di gelanggang dunia.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Sejatinya, tidak ada yang salah dengan prestasi pebulutangkis Indonesia pasca Taufik Hidayat dan Susi Susanti cs gantung raket.

Hanya saja, kabar tentang junior-junior mereka yang tak kalah luar biasa mulai kurang diminati di ruang publik, tanpa diketahui sebab-musababnya.

Belakangan, olahraga yang diyakini mampu hipnotis para penontonnya ini mendadak dilirik kembali, juga tanpa sebab yang pasti, terjadi begitu saja.

Dikutip beberapa situs ternama, olahraga yang pertama kali dimainkan para serdadu Britania Raya saat bertugas di Puna, India, abad ke-19 ini ternyata mengandung filosofi luar biasa mendalam.

Pertama, pemain bulu tangkis harus setia pada pasangannya, selalu berada di posisinya, dan mempercayai rekan satu tim.

Ini adalah kata kunci dalam olahraga ini, sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan sehar-hari yang menjunjung tinggi kesetiaan.

Kedua, pemain bulu tangkis harus tekun berlatih untuk membekali diri dengan teknik dan strategi mumpuni.

Ini mengingatkan bahwa kesuksesan tidak datang sebagai hadiah cuma-cuma, melainkan melalui kerja keras dan keuletan.

Ketiga, bulu tangkis mengajarkan tentang pentingnya ketepatan langkah dan pukulan.

Dalam kehidupan, kesalahan kecil dapat berakibat besar dan bisa fatal, sehingga dituntut berpikir cermat sebelum bertindak.

Keempat, kekuatan tanpa keseimbangan adalah kobodohan. Bulu tangkis menuntut keseimbangan agar mampu bergerak gesit diiringi kekuatan sepadan.

Ini mengingatkan pentingnya keseimbangan fisik dan mental dalam kehidupan.

Kelima, seorang pemain bulu tangkis harus mampu menjadi “konglomerat” inisiatif dan berani ambil risiko dalam menghadapi semua kemungkinan.

Dia juga wajib memiliki pola pikir luas dan adaptif terhadap situasi apapun yang kadang begitu cepat berubah.

Dengan sedemikian kompleksnya, kita boleh percaya bahwa seorang pebulutangkis bukan petarung sembarangan, dia bahkan mampu menghipnotis lawannya hingga tak kuasa memegang raket.

[hra]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *