Leher Putus, Penyelam Bijih Timah Tewas Mengenaskan

Leher putus, penyelam bijih timah tewas mengenaskan
Leher putus, penyelam bijih timah tewas mengenaskan. Terlihat pada foto mayat korban dievakuasi ke darat.
Indonesia Memilih

SEORANG Penyelam bijih timah dikabarkan tewas dengan kondisi leher putus, Kamis sore, 21 Juli 2022.

Peristiwa tragis di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) itu tersebar luas melalui beberapa video amatir di media sosial sejak beberapa jam terakhir.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Pada video berdurasi 1 menit 32 detik terlihat beberapa nelayan dan personel berseragam Satuan Polair menggunakan perahu bermotor mendarat di pantai.

Puluhan warga berhamburan ke pantai menyambut kedatangan mereka yang tengah menggotong karung plastik warna putih.

Kemudian, tim evakuasi memasukkan karung plastik berisi tubuh manusia itu ke dalam kantong mayat berwarna kuning.

Video lainnya berdurasi 19 detik, terlihat perahu motor merapat ke sebuah Kapal Isap Produksi (KIP) di tengah laut, diduga direkam sebelum video pertama.

Video ini diduga berisi proses penjemputan mayat korban dari atas KIP.

Informasi terhimpun Kompolmas Babel dari pengirim video dan segenap saksi mata, TKP adalah di Perairan Matras, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Babel.

Identitas mayat tersebut adalah seorang penyelam tambang timah ilegal yang beroperasi di sekitar KIP.

Saat menyelam, pria itu tersedot KIP, lalu tewas dengan kondisi mayat mengenaskan, kepala terpisah dari tubuhnya.

“Informasinya seperti itu, dia disedot kapal isap, nyangkut di saringan. Meninggal, putus kepala. Jenazahnya sudah dibawa ambulans,” kata seorang saksi mata, Kamis (21/7) malam.

“Saya sedang di kos waktu itu. Mendengar kabar itu, saya cek ke pantai, ternyata benar. Tapi belum tau pasti siapa dan warga mana korban itu,” imbuh seorang warga Pantai Matras.

Seorang warga lainnya saat dihubungi membenarkan telah terjadi kecelakaan kerja tambang di Perairan Matras, seorang penyelam tewas.

“Iya benar, video itu di Pantai Matras. Ramai masyarakat yang menyaksikannya tadi, ada Polair juga di situ,” ungkapnya.

Versi lainnya menyebutkan, korban tidak tersedot di pipa isap tambang, melainkan dibabat baling-baling kapal saat berusaha berenang menjauhi KIP.

“Dia itu sudah timbul (mengapung-red), selang kompresor udara masih melilit di tubuhnya. Selang itu terbelit di baling-baling kapal, dia terseret ke arah baling-baling itu,” papar rekan seprofesi korban.

Perlu diketahui, tambang inkonvensional (TI) laut dilakoni dari atas ponton dan menggunakan jasa penyelam sebagai aktor utama mengarahkan mesin sedot di dasar laut.

Bagi diver profesional, teknis penyelaman tradisional di TI laut ini terbilang super nekat dan menantang maut.

Pasalnya, hanya bermodal suplai oksigen yang dipompa sebuah kompresor di atas ponton dan disalurkan melalui selang nilon, penyelam berani melampaui kedalaman 30 meter.

Gilanya, penyelam juga tidak melengkapi diri dengan peralatan lain untuk mengimbangi tekanan atmosfer yang meningkat sangat cepat saat berada di bawah permukaan.

Hingga berita ini diturunkan, keterangan resmi kepolisian dan pihak-pihak berkompeten lainnya belum diperoleh. Upaya mengonfirmasi masih dilakukan.[iq]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *