Akhir Tragis Penyelam Bijih Timah, Salah Siapa?

Akhir tragis penyelam bijih timah. Diblender baling-baling, disedot kapal isap hingga ditimpa batu
Akhir tragis penyelam bijih timah. Diblender baling-baling, disedot kapal isap hingga ditimpa batu. [Foto: evakuasi jenazah penyelam bijih timah di Sungai Liat]
Indonesia Memilih

BAHRUN Tewas mengenaskan di Perairan Matras, Sungai Liat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis, 21 Juli 2022.

Kuat dugaan, tubuh penyelam tradisional itu diblender baling-baling Kapal Isap Produksi (KIP) timah milik perusahaan mitra PT Timah Tbk.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Jenazah Bahrun dengan kondisi kepala terpisah dari tubuhnya dievakuasi personel Satuan Polair dari atas sebuah KIP.

Diangkut ke Pantai Matras, kemudian dibawa menggunakan ambulans ke kampung halaman di Penganak untuk dimakamkan.

Minimnya informasi diterima ratusan warga Sungai Liat yang menyaksikan proses evakuasi sempat membuat kabar di luar wilayah jadi simpang-siur pasca beberapa video amatir beredar luas.

Semula, banyak warga menduga Bahrun saat menyelam disedot pipa isap milik KIP yang juga sedang menggerayangi dasar laut mencari timah.

Seorang pengemudi perahu bermotor penyedia jasa antar-jemput penambang di TKP mengonfirmasi, tragedi berdarah itu terjadi saat korban berada di permukaan air.

Korban berenang di permukaan, berusaha menghindari sebuah KIP yang beroperasi di tempat sama.

Sayangnya, selang suplai oksigen yang dia gunakan tersangkut di baling-baling kapal. Korban terseret ke arah itu dan menghantam baling-baling yang sedang berputar kencang.

Salah satu rekan seprofesi korban saat dihubungi KompolmasTV membenarkan kronologi tersebut, meski tidak menjelaskan penyebab korban beraktifitas sedekat itu dengan KIP.

Hampir bisa dipastikan, KIP itu beroperasi dalam area IUP PT Timah Tbk, dan bekerja sesuai SPK Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Tapi mengapa dalam area konsesi itu juga bisa beroperasi penyelam-penyelam tradisional seperti Bahrun yang diduga bekerja secara ilegal?

Pengamatan di lapangan, tambang inkonvensional (TI) apung ilegal lazimnya beroperasi di lokasi IUP PT Timah Tbk yang telah selesai ditambang.

Ratusan unit ponton TI apung bekerja berkelompok mencari sisa-sisa bijih timah yang luput dari mesin dulang KIP.

Setiap ponton, biasanya diawaki 1-2 penyelam tradisional dengan peralatan jauh di bawah standar keselamatan. Merekalah ujung tombak pencari bijih timah di dasar laut

Namun dalam kasus tewasnya Bahrun, terdapat beberapa kejanggalan, terutama soal kedekatan posisinya dengan titik aktifitas KIP.

Benarkah kini modus penambangan timah ilegal di Kepulauan Bangka Belitung semakin ‘kolaboratif’ dengan melibatkan oknum di internal PT Timah Tbk sendiri?

Hingga artikel ini ditulis, redaksi masih berupaya menggali kebenaran informasi tersebut. Upaya mengonfirmasi pihak-pihak berkompeten terus dilakukan.[**]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *