BENGKULU | KompolmasTV — Menghadapi lonjakan kasus Covid-19, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di daerah berzona merah.
Dia meminta seluruh bupati dan walikota kembali perketat penerapan PPKM hingga level desa yang berstatus zona merah atau daerah dengan berisiko penularan Covid-19 tinggi.
“Kepada seluruh kepala daerah untuk menerapkan PPKM skala mikro di setiap desa, kecamatan yang telah ditetapkan sebagai zona merah lebih ketat,” pintanya, usai rapat bersama Tim Satgas Covid-19, di ruang rapat Rafflesia, Senin (28/6).
Kendati demikian, Rohidin mengimbau masyarakat tidak panik. “Hadapi dengan tenang. Dipastikan semua perawatan dapat tertangani dengan didukung fasilitas serta ruang perawatan yang memadai,” janjinya.
Ketersediaan kelengkapan peralatan pendukung, sambung Rohidin, seperti alat pelindung diri (APD), ventilator, oksigen, dan sebagainya dipastikan tercukupi, atau bahkan dapat dilakukan penambahan sesuai kebutuhan.
“Baik tenaga medis maupun non medis, kelengkapan pendukungnya perlu terus dipenuhi agar pelayanan pasien dapat maksimal. Untuk itu, kita pastikan semua tersedia,” tegasnya.
Langkah-langkah antisipatif lainnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu akan memperkuat deteksi dengan cara meningkatkan pelacakan kontak erat (satu kasus terkonfirmasi minimal dilacak 15 kontak erat) dan memperbanyak pemeriksaan spesimen pada kelompok beresiko.
Kemudian, mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 pada kelompok sasaran, serta pemantauan fasilitas kesehatan rujukan untuk ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi.
Daerah Beresiko
Penegasan Gubernur Rohidin tersebut diumumkan melalui WAG Mitra Humas Pemprov Bengkulu pukul 19.21 WIB, atau terpaut sekitar lima jam pasca perhitungan hasil pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Proses pemungutan suara dan perhitugan hasil perolehan suara secara luring di setiap tempat pemungutan suara (TPS) pada 127 desa pelaksana tersebut, sebelumnya sempat dikhawatirkan bisa memicu munculnya Kluster Pilkades.
Pihak pelaksana telah mengambil langkah antisipatif berupa penerapan protokol kesehatan ketat. Meski pada sesi selebrasi kemenangan, terpantau masih ada oknum pendukung Cakades pemenang yang berkerumun dan sebagian lupa mengenakan masker.
Kalangan pemerhati berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat mengambil langkah preventif lanjutan guna memastikan pesta demokrasi terheboh seantero Bumi Sekundang Setungguan tersebut benar-benar zero risk.
Di antaranya bisa berupa mewajibkan seluruh pihak beresiko —panitia dan petugas keamanan TPS— menjalani isolasi mandiri yang difasilitasi pemerintah daerah.[ima]