Stok Obat Kadaluarsa Rugikan Daerah Rp6 Miliar, Faskes dan Apoteker Ditegur

Stok obat kadaluarsa rugikan daerah Rp6 miliar, Faskes dan apoteker ditegur
Stok obat kadaluarsa rugikan daerah Rp6 miliar, Faskes dan apoteker ditegur.
Indonesia Memilih

SEGENAP Fasilitas kesehatan (Faskes) dan apoteker di Provinsi Bengkulu ditegur Gubernur Rohidin Mersyah.

Pasalnya, stok obat kadaluarsa karena tidak termanfaatkan di daerah itu begitu banyak, nilainya mencapai Rp6 miliar.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Seharusnya, kata Rohidin, jika apoteker betul-betul difungsikan dan bersinergi dengan Rumah Sakit (RS) dan Faskes lainnya, tidak akan ada stok obat kadaluarsa dan merugikan efisiensi anggaran.

“Saya harap kinerja apoteker Bengkulu semakin baik ke depan. Saya dapat laporan dari rumah sakit, 5 sampai 6 miliar kadang kadang obat kadaluarsa yang tidak termanfaatkan,” tandasnya di Gedung Balai Raya Semarak Bengkulu, Sabtu (4/3).

Dalam momen pelantikan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Provinsi Bengkulu 2022-2026 serta pembukaan Rakerda dan talkshow kefarmasian ini Rohidin menegaskan apoteker punya peran penting dan tidak terpisahkan dalam sistem layanan kesehatan nasional.

Sebagai tenaga profesional, apoteker dipandang perlu hadir di tengah masyarakat. Bukan hanya memberikan resep, namun juga mengedukasi dan melakukan upaya preventif.

Selain itu, tambah Rohidin, apoteker juga mempunyai peran menjamin ketersediaan obat bermutu dan jumlah stok obat yang harus disiapkan berdasarkan penyakit dominan di suatu daerah.

Sementara itu, Sekjen Pengurus Pusat IAI Lilik Yusuf Indrajaya mengatakan, saat ini apoteker di Indonesia sudah mencapai 100 ribu orang dan terus bertambah hingga 6000 apoteker pertahun.

Dengan pertambahan signifikan itu, Lilik berharap setiap sarana kefarmasian termasuk Puskesmas bisa memiliki apoteker. Sehingga PR yang disebut Gubernur Rohidin bisa dituntaskan.

“Apoteker siap berkontribusi ke seluruh daerah, termasuk di Provinsi Bengkulu. Tinggal bagaimana pemerintah bisa menyerap teman-teman apoteker, sehingga bisa ada di seluruh fasilitas kesehatan,” ucapnya.

Ketua Pengurus Daerah IAI Provinsi Bengkulu Yenni Fitrhiani menimpali, selain meningkatkan kompetensi para apoteker, IAI juga konsen terhadap edukasi kepada masyakat agar menerapkan pola hidup sehat.

Selama ini, terang Yenni, apoteker di apotek dan Puskesmas sudah ikut turun memberikan penyuluhan bersama profesional kesehatan lainnya.

“Terdapat 700 apoteker di Provinsi Bengkulu, 500 di antaranya berada di Kota Bengkulu,” ungkapnya.

Yenni memprediksi, angka itu dalam empat tahun ke depan dapat meningkat dua kali lipat. Meski pertambahannya cukup tinggi, namun daya tampung ke Faskes masih kurang.

Yenni mengaku, tugas pihaknya yang cukup urgen adalah berkoordinasi dengan pimpinan di daerah, agar bupati dan walikota bisa menempatkan apoteker di Puskesmas.

“Karena masih banyak kita temukan Puskesmas belum ada apotekernya,” tutupnya.[fredy/gin]

 

 

 

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *