Tok, Pemerintah Sahkan Larangan Merokok

Larangan merokok dengan batasan tahun kelahiran tersebut bertujuan membuat penekanan lebih tegas bahwa pada 2027 kelak, tak ada lagi masyarakat berusia 18 tahun menjadi perokok
Larangan merokok dengan batasan tahun kelahiran tersebut bertujuan membuat penekanan lebih tegas bahwa pada 2027 kelak, tak ada lagi masyarakat berusia 18 tahun menjadi perokok.
Indonesia Memilih

GENERASI Kelahiran setelah tahun 2008, dipastikan tak bisa lagi membeli rokok kalau belum siap berurusan dengan pihak berwajib.

Larangan itu juga berimbas kepada para pedagang rokok, seiring pembatasan jumlah toko dan warung yang diizinkan menjual produk tembakau tersebut menjadi kurang dari 500 tempat berizin khusus.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Larangan merokok dengan batasan tahun kelahiran tersebut bertujuan membuat penekanan lebih tegas bahwa pada 2027 kelak, tak ada lagi masyarakat berusia 18 tahun menjadi perokok.

Sehingga, mulai tahun depan, siapa pun yang lahir setelah tahun 2008 takkan bisa membeli rokok atau produk tembakau seumur hidupnya.

Demikian dipaparkan Menteri Kesehatan Selandia Baru Ayesha Verrall menyoal upaya progresif pemerintah memerangi kebiasaan buruk penyebab kanker di Negeri Kiwi tersebut.

“Memastikan kaum muda tidak pernah mulai merokok,” ujarnya di Wellington, Kamis, 9 Desember 2021.

Ayesha tidak menampik, ini merupakan tindakan keras terhadap upaya negara persemakmuran di Benua Australia tersebut memerangi dampak kesehatan akibat kebiasaan merokok.

“Orang berusia 14 tahun ketika undang-undang ini mulai berlaku, tidak akan pernah bisa membeli tembakau secara legal,” ancamnya.

Sejak kampanye anti asap rokok gencar digaung hampir satu dekade terakhir, penggunaan vape atau rokok elektrik lebih populer di kalangan generasi muda.

Namun Ayesha mengingatkan, vaping tidak sepenuhnya aman karena riset menemukan masih ada agen penyebab kanker dalam cairan rokok elektrik.

Kendati demikian, vape pernah digunakan negara tersebut untuk menghentikan ketergantungan dengan tembakau.

Selain menuai kecaman pengguna dan pebisnis, reformasi terdepan di dunia untuk memutus akses ke tembakau atau minimal mengurangi kadar nikotin dalam rokok ini diapresiasi para pakar kesehatan.

“Membantu orang berhenti atau beralih ke produk kurang berbahaya, juga menekan peluang anak muda kecanduan nikotin,” kata pakar kesehatan University of Otago, Prof Janet Hook, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/12) sore waktu setempat.[gin]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *