Rekam Jejak BL, Edarkan Ribuan Samcodin Hingga Miliki Puluhan Anak Didik

BENGKULU SELATAN | KompolmasTV — Popularitas IG alias BL di kalangan penyalahguna obat keras jenis Samcodin diakui para tetangga nyaris menyamai ketenaran Rhoma Irama di blantika musik dangdut.

Pria berusia 43 tahun berdomisili di Desa Babatan Ilir, Kecamatan Seginim, Bengkulu Selatan itu memiliki rekam jejak unik sejak lebih setahun terakhir, tepatnya usai menuntaskan masa hukumannya di penjara.

BL digaruk Unit Reskrim Polsek Seginim di kediamannya, Sabtu (9/10) sekitar jam 21.45 WIB. Bersama 6.700 butir Samcodin, dia digelandang hingga Mapolres Bengkulu Selatan guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Beberapa jam kemudian, para tetangga dan dua tokoh masyarakat terkemuka asal Babatan Ilir secara terpisah mengungkap fakta mencengangkan.

Di mata tetangga, BL adalah pribadi yang ramah, rendah hati, ganteng di segala medan, hemat, cermat dan rajin menabung.

Sepulang dari penjara (hukuman kasus terdahulu), BL sempat menjadi wiraswastawan jajanan ringan. Dia memproduksi sendiri, lalu memasarkan ke warung-warung sekitar Seginim dan Air Nipis.

Saat itu, BL dikenal sebagai sosok pekerja keras, menjadi tulang punggung keluarga, dan menafkahi salah satu saudara kandungnya yang sakit menahun.

Belum bisa dipastikan waktu persisnya, nama BL disebut-sebut berada lagi di dunia kelam, hingga akhirnya tenar sebagai agen Samcodin. Diduga, BL mulai terhubung kembali dengan pihak cukong dan suplayer.

Dasar pekerja keras, bisnis farmasi haram BL pun melesat tak terbendung. Kepolosan anak-anak usia SMP dan SMA yang menjadi konsumen utama, tentu menjadi pemicu gerak-gerik BL cepat terekspos ke publik.

“Hebatnya, dia ini pantang jual Samcodin kepada anak-anak Babatan Ilir. Pembelinya harus dia pastikan dari luar dusun. Ini yang kita salut,” aku salah satu tokoh masyarakat Babatan Ilir, Minggu (10/10) siang.

Kendali demikian, pembeli internal Babatan Ilir tetap punya siasat tersendiri. Mereka tidak membeli langsung, tapi melalui perantara teman dekat dari luar desa tersebut.

Tokoh terkemuka lainnya tak menampik kabar bahwa BL menjadikan peredaran Samcodin mirip bisnis multi level marketing (MLM) yang memiliki banyak downline.

“Tak heran kalau ada yang bilang dia punya puluhan anak didik di beberapa kecamatan. Bahkan sudah ada yang lebih dulu ditangkap polisi,” ungkapnya.

Kedua tokoh sama-sama mensinyalir, kali ini BL akan mendekam lebih lama di balik jeruji besi, karena sudah pernah dihukum sebelumnya. Namun mereka berharap BL segera bertobat nasuha demi masa depan diri dan keluarga.

Tokoh yang tetap enggan identitasnya ditulis ini meminta polisi tidak tebang pilih. Seluruh jaringan BL harus ditangkap dan diadili, baik downline, terlebih upline-nya.

“Itu di Padang Niur, Palak Bengkerung (di Kecamatan Air Nipis-red) ada juga. Harus segera ditangani sebelum terlambat,” anjurnya.

Terpisah, kabar penangkapan BL disambut riang-gembira para orang tua di Kecamatan Air Nipis. Mereka mengapresiasi tindak tegas Kapolsek Seginim dan Kapolres Bengkulu Selatan.

“Dia itu sangat merusak, karena yang dijadikan sasaran itu anak-anak kecil yang masih sekolah. Ada juga yang nekat jadi maling gara-gara itu,” ucap seorang warga Desa Palak Bengkerung.

Mayoritas masyarakat di wilayah tersebut yang berhasil dimintai komentarnya melontarkan desakan senada, segera berangus jaringan BL, siapapun bandar utamanya.[dk]