WAJAH Dua “pemenang” carok massal di Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim) yang kini jadi tersangka masih ditutupi balaclava hitam setiap kali dihadirkan dalam konferensi pers.
Identitas kakak-beradik ini justru sudah diumbar luas kalangan netizen sejak malam carok massal 2 vs 10 tersebut terjadi di Desa Larangan Timur, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jum’at (12/1/24) lalu.
Ada pula netizen yang menghubung-hubungkan kondisi tanpa luka dalam carok berdarah itu dengan penguasaan ilmu kebal kedua pelaku.
Padahal, baik HB alias HT alias MH (40) maupun adiknya, WD (35) tidak pernah mengakui kebal senjata tajam.
Bahkan menurut polisi yang memeriksa kasus ini, WD sebenarnya mengalami sedikit cidera berupa benjol hingga goresan kecil di dahi.
MH sendiri memang tidak tergores sedikitpun, meski celurit miliknya patah saat menghabisi Mat Tanjar (45) yang dikenal sebagai guru silat.
Di hadapan penyidik Satuan Reskrim Polres Bangkalan, MH mengaku hanya memiliki sedikit kemampuan beladiri karena pernah berlatih silat saat merantau di Pulau Kalimantan.
Menurut dia, dirinya melompat dari boncengan sepeda motor yang dikendarai adiknya, WD dan langsung mengejar Mat Tanjar.
Saat itu, di tempat kejadian perkara (TKP) MH melihat sekitar 10 orang, namun yang tampak jelas turun ke arena carok hanya empat orang.
MH tidak menghiraukan tiga lawan lainnya yang memburu dari belakang, tetap fokus kepada Mat Tanjar dan berhasil menghabisinya dengan beberapa bacokan maut hingga celuritnya patah.
Ketika tubuh Mat Tanjar tersungkur berkalang tanah, MH merebut celurit korban sebagai ganti celuritnya yang patah, lalu lanjut bertarung mencabut nyawa adik kandung Mat Tanjar, yakni Mat Terdam (26) dalam hitungan detik.
Sementara Najjerhi (42) dan Muhafid (45) yang semula ikut berkejaran membuntuti MH yang memburu Mat Tanjar, dihadang WD yang baru turun dari sepeda motor.
Keduanya selesai di tangan WD dalam beberapa kibasan celurit.
Kakak-beradik ini mengeklaim berhasil taklukkan empat lawannya dalam waktu kurang dari satu menit.
Kapolres Bangkalan Polda Jatim AKBP Febri Isman Jaya menegaskan, motif carok massal ini bukan karena rebutan lokasi parkir seperti diisukan di awal kejadian.
Melainkan karena Mat Tanjar tersinggung ditegur MH saat melintas di jalan raya Desa Larangan Timur, terjadi perang mulut, lalu Mat Tanjar memukul dan menantang MH berduel.
Tantangan duel carok ini disambut MH dengan terlebih dahulu mengambil celurit di rumahnya.
Saat itulah WD melibatkan diri dalam kasus ini dengan maksud membantu MH.
Sebelumnya, sambung Febri, antara pelaku dan korban tidak pernah berselisih. Bahkan MH hanya sekadar tahu sosok Mat Tanjar adalah guru silat yang bekerja sebagai penjaga tambak.
[kng/ua]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV