Duh, PT Timah Bangkrut?

Kapal tongkang Samudra Bintan 90 yang mengangkut ribuan ton tin slag bersandar di dermaga Jety, Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang
Kapal tongkang Samudra Bintan 90 yang mengangkut ribuan ton tin slag bersandar di dermaga Jety, Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang.
Indonesia Memilih

PANGKALPINANG | KompolmasTV Direktur CV Venus, Acin, membantah pihaknya telah menerima kiriman ribuan ton terak atau tin slag yang dikirim dari Tanjung Pandan menggunakan tongkang Samudra Bintan 90.

Dia menyebut, limbah timah mengandung rodiaktif kadar rendah dan termasuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) itu adalah milik PT Timah Tbk.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

“Barang itu milik PT Timah, mereka hanya numpang menimbang saja. Saya gak (menginginkan-red) sampai jadi ribut-ribut seperti ini,” kilahnya, Sabtu (13/11).

Ditanya lebih lanjut soal posisi tin slag itu apakah berada di smelter CV Venus, Acin kembali menegaskan, material itu milik PT Timah.

“Barang itu milik PT Timah, bukan punya kami. Hanya numpang menimbang saja, terima kasih,” tukasnya.

Segenap pengamat media dari Kantor Berita Online Kepulauan Bangka Belitung (KBO Babel) mensinyalir, kalau pengakuan Acin benar berarti PT Timah Tbk sedang dalam masalah finansial serius alias hampir bangkrut.

Sebab, timbangan mobil —harganya tidak seberapa dibanding material sedang diangkut— saja harus menumpang di perusahaan swasta, sungguh miris.

Sementara tin slag sendiri —sesuai PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup— butuh penanganan khusus dalam pengangkutan, penampungannya kembali, hingga pengolahan nantinya. Terlalu beresiko untuk sekadar ‘numpang nimbang’.

 

Kronologi

Melalui salah satu pejabat berkompeten, PT Timah Tbk mengakui sebagai pemilik hampir 2000 ton tin slag di atas kapal tongkang Samudera Bintan 90 yang sandar di dermaga Jety, samping depot Pertamina Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Babel, Jum’at (12/11).

Pengiriman itu menggunakan jasa pelayaran PT Mose Indonesia Group, hasil kerjasama antara PT Timah Tbk dengan mitranya di Pulau Belitung, tepatnya wilayah Air Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Babel.

Hal demikian sesuai surat ditandatangani seorang pejabat PT Timah Tbk, yakni Kepala Unit Produksi, Sigit Prabowo dengan nomor induk karyawan (NIK) 20081089, tertanggal 4 Nopember 2021.

Dalam surat itu diterangkan rencana pengiriman ribuan ton tin slag dari Pulau Belitung ke Pulau Bangka, serta menerangkan tin slag tersebut merupakan material mengandung radioaktif berkadar rendah.

Total tin slag yang akan dikirim ke pulau Bangka adalah 1.737.696 kilogram dengan rincian :

  1. Terak I (2019) sebanyak 325.727 kg.
  2. Terak I (2020) sebanyak 50.416 kg.
  3. Terak II (2021) sebanyak 1.361.553 kg.

Tertera pula rincian kadar stanium (Sn) hasil pemeriksaan terhadap tin slag tersebut, yakni terak I sebesar 22,49 persen, dan terak II sebesar 4,41 persen.

Kadar Sn kedua kelompok terak tersebut diperoleh dari hasil uji laboratorium Unit Metalurgi PT Timah Tbk, dengan kode sertifikasi LP-1217-IDN yang ditetapkan pada 17 Juli 2021.

Kandungan B3 pada material limbah timah ini membuatnya harus mendapat perlakuan khusus. Pengelolaan limbah B3 dan non B3 telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Para saksi mata mengabarkan, setiba di Pulau Bangka, Jum’at (12/11), material mengandung radioaktif kadar rendah itu langsung dibongkar hari itu juga.

Dibawa ke wilayah Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah. Diduga akan dilebur kembali untuk dijadikan timah balok.

Terpantau sedikitnya 32 dump truck kapasitas 15 ton sempat mengangkut material tersebut ke lokasi smelter CV Venus tanpa dilengkapi surat jalan, di bawah pengawalan pihak tertentu.

Antrian dumptruck yang batal mengangkut tin slag karena gerah diberitakan masif ratusan media online
Antrian dumptruck yang batal mengangkut tin slag karena gerah diberitakan masif ratusan media online.

Sabtu (13/11) sekitar jam 08.30 WIB, masih terlihat belasan dumptruck terparkir di dermaga Jety. Tapi sekitar jam 12.25 WIB satu persatu meninggalkan lokasi dermaga.

Informasi diperoleh, pengangkutan tin slag hari kedua tersebut ditunda karena terlanjur ramai diperbincangkan pengiriman itu diduga kepada perusahaan penampungan tidak mengantongi izin pengangkutan, penampungan dan pengelolaan limbah B3.

Baca Juga: Ditemukan Bugil dan Membusuk, Misteri Penyebab Kematian Penjual Madu Terbongkar

Terkait pengiriman ribuan ton material B3 dimaksud, KSOP Kelas IV Pangkal Balam belum memberikan keterangan, meski sejak hari kedatangan tongkang Samudra Bintan 90 sudah dihubungi melalui pesan instan WhatsApp.

Hingga berita ini diterbitkan, konfirmasi kepada pihak-pihak berkompeten lainnya masih diupayakan.[rif]

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *