BUPATI Bengkulu Selatan, H Gusnan Mulyadi berharap harga tandan buah segar (TBS) yang kini anjlok dapat segera pulih, agar ribuan petani sawit di wilayahnya kembali bangkit dari keterpurukan.
Harapan itu disampaikan Gusnan saat menghadiri rapat koordinasi (Rakor) penetapan harga TBS Provinsi Bengkulu, di Gedung Daerah Balai Semarak, Bengkulu, Selasa (17/5).
Rakor dipimpin Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah itu dikuti seluruh bupati dan walikota se-Provinsi Bengkulu, para pelaku usaha perkebunan dan badan usaha pengelolaan hasil sawit.
Rakor menghasilkan beberapa poin kesepakatan solutif, di antaranya melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo melalui Menko Perekonomian dan Perdagangan untuk mencabut larangan ekspor CPO.
Permintaan pencabutan ini didasari pernyataan setiap pabrik CPO di Provinsi Bengkulu untuk memenuhi 20 persen Domestic Market Obligation (DMO).
Kesepakatan lainnya terkait penetapan harga TBS yang secara berkesinambungan akan dibahas setiap bulan sesuai situasi pasar regional Provinsi Bengkulu.
Akhirnya disepakati, harga TBS tingkat pabrik periode Mei 2022 adalah Rp 2.815,80. Kisaran harga terendah Rp 2.421,14, harga tertinggi Rp 3.210,47, dengan toleransi sebesar 5 persen di angka Rp 2.675,01.
“Saya minta betul komponennya dihitung secara rinci sehingga didapatkan harga yang betul-betul bisa kita terapkan di lapangan.
Harus lebih realistis berapa kemampuan perusahaan dan berapa petani mendapatkan harga yang layak dengan situasi sekarang, dan jangan sampai membuat rugi pada tingkat petani,” tegas Rohidin.[adv]
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
