GEMPA Bumi dahsyat berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) guncang Pegunungan Ighil, di gugusan Atlas Tinggi Maroko, sekitar 70 KM Kota Tua Marrakech, Maroko, Jum’at malam waktu setempat.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Maroko melaporkan data jumlah korban sementara, per Sabtu (9/9/2023) terdata 820 nyawa melayang di reruntuhan pasca guncangan berdurasi sekitar 20 detik tersebut.
Sementara hampir 700 lainnya dikabarkan luka-luka. Mayoritas korban adalah warga desa-desa kecil di sekitar pusat gempa.
Kemendagri mengonfirmasi, selain Kota Tua Marrakech, banyak infrastruktur dan pemukiman warga di Provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Taroudant, Azilal dan Chichaoua mengalami kerusakan serius akibat gempa.
Di Marrakech sendiri, bangunan kota tua yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO rusak berat.
Bahkan, menara masjid runtuh ke atas Lapangan Jemaa Al-Fina, di jantung kota tua.
Pusat Geofisika setempat mengabarkan, gempa berlangsung selama 20 detik pada jam 23.00 waktu setempat atau jam 05.00 WIB.
Badan milik pemerintah tersebut memprediksi, ini adalah gempa paling mematikan sejak lebih enam dekade terakhir.
Gempa bumi dahsyat sebelumnya pernah meluluhlantakkan Maroko pada 1960, menewaskan sekitar 12 ribu orang.
RTVE menyiarkan, gempa dahsyat tadi malam terasa hingga Jean dan Huelva di Andalusia, Spanyol Selatan.
Reuters mewartakan, ribuan warga di Kota Rabat, sekitar 350 KM utara Ighil berlarian meninggalkan rumah mereka dan memilih bermalam di area terbuka.
Demikian pula di Casablanca, sekitar 250 KM utara Ighil dan Kota Imsouane, sekitar 180 KM barat Ighil.
Pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang semula direncakan digelar di Marrakech pada Oktober mendatang, berpeluang dipindahkan ke tempat lain.
[RTVE/REUTERS/GO]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
