JAKARTA, KompolmasTV — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri meyakini Monitoring Center for Prevention (MCP) dapat menjadi metode pendekatan efektif dalam mitigasi korupsi.
Purnawirawan Polri itu mengaku, lembaga antirasuah pada era kepemimpinannya terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui MCP sebelum menggelar operasi tangkap tangan (OTT).
Dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Firli menyampaikan KPK tetap konsisten menangani tindak pidana korupsi namun takkan menggunakan OTT lagi.
“Tidak menggunakan lagi istilah operasi tangkap tangan, tapi tangkap tangan. Karena dalam konsep hukum yang dikenal adalah tertangkap tangan,” ujarnya, Rabu (26/1).
Firli mengingatkan, melalui MCP pihaknya mampu melihat area rawan korupsi. Pejabat yang tertangkap tangan adalah dari area MCP rendah.
Dia menjelaskan, ada delapan area intervensi yang bisa dipantau melalui MCP. Kalau angkanya rendah, bisa diyakini daerah tersebut rawan korupsi.
“Itu betul bisa dibuktikan. Yang tertangkap tangan pasti MCP-nya rendah,” pungkas Firli.[hra/iNews]