Dana sebesar itu rencananya akan digalang dengan membuka donasi, meminta sumbangan pihak ketiga dan sumbangan sukarela masyarakat, termasuk para penambang timah.
Setelah melakukan berbagai persiapan teknis, masjid baru pun mulai dibangun awal tahun 2018 silam.
Sepanjang perjalanannya, pembangunan Masjid Al-Istiqomah pernah memperoleh sumbangan dari PT Timah Tbk sebesar Rp200 juta.
Ada pula bantuan Rp150 juta dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat.
Selebihnya, dana diperoleh dari sumbangan sukarela warga setempat yang terbagi dalam beberapa segmen penghasilan.
Untuk petani sawit misalnya, sumbangan diterima setiap dua minggu. Penambang timah ponton laut memberikan sumbangan seminggu sekali, begitu pula sumbangan dari setiap rumah warga.
Para penambang dan pengusaha tambang timah dari luar Dusun Penganak yang beroperasi di dusun tersebut juga menyumbang.
Yayasan Al-Istiqomah memastikan, total sumbangan terkumpul sudah capai Rp4 miliar dan semuanya sudah direalisasikan dalam bentuk bangunan masjid yang kini baru capai progres 50 persen.
Sehingga butuh Rp4 miliar lagi untuk capai progres pembangunan 100 persen.
Tapi kini, pihak yayasan mengaku kewalahan dan bingung harus cari dana kemana lagi karena sumber sumbangan utama (tambang di Pantai Batu Nek) ditutup.
Kalau pun benar…