Parah! Terduga Curat Mati Tidak Wajar Saat Diperiksa, Sejumlah Oknum Polisi Balik Diperiksa

Parah! Terduga Curat mati tidak wajar saat diperiksa, sejumlah oknum polisi balik diperiksa
Parah! Terduga Curat mati tidak wajar saat diperiksa, sejumlah oknum polisi balik diperiksa. [Foto: Kolase Kapolres dan luka mirip bekas tembakan pada korban]
Indonesia Memilih

INSTITUSI Polri kembali tercoreng. Seorang terduga pencurian dengan pemberatan (Curat) mati tidak wajar saat diperiksa polisi.

Pihak keluarga korban tidak terima, menuntut para pelaku dipecat, dihukum setimpal tanpa pandang bulu.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

Akibatnya, sejumlah oknum anggota polisi terlibat penangkapan dan pemeriksaan korban dinonaktifkan, untuk kemudian balik diperiksa Propam dan Irwasda.

Kapolres Ketapang Polda Kalimantan Barat (Kalbar) AKBP Tommy Ferdian mengatakan, korban bernama Restu Fahreza (22) meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Agoesdjam Ketapang.

“Diduga akibat penganiayaan yang informasinya beredar di media sosial,” ungkapnya melalui keterangan tertulis, Jum’at (26/1/24) sore.

Tommy menguraikan, penyidik Polsek Benua Kayong Polres Ketapang mengamankan Restu atas dugaan tindak pidana Curat, pada Rabu (24/1) sekitar jam 22.00 WIB.

Beberapa jam setelah dilakukan pemeriksaan, tepatnya pada Kamis (25/1) sekitar jam 03.00 WIB, Restu mengalami sesak napas dan segera dibawa ke RSUD dr Agoesdjam.

“Tapi saat (ditangani medis-red) di ruang IGD, Restu dinyatakan meninggal dunia oleh dokter jaga,” sesalnya.

Dari foto dan video yang beredar di media sosial, sambung Tommy, terlihat lebam dan luka lecet pada jenazah Restu.

Sehingga Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto langsung membentuk tim khusus yang dipimpin Inspektorat Pengawasan Daerah (Irwasda) didampingi Direktorat Reserse Kriminal Umum, Propam dan Bidang Kehumasan Polda Kalbar.

Tim khusus ini, lanjut Tommy, diterjunkan investigasi langsung ke Ketapang untuk mendapatkan keterangan dan fakta sebenarnya terkait meninggalnya korban.

“Polres Ketapang turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa Almarhum, dan kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas musibah ini,” tuturnya.

Tommy meminta pihak keluarga dan masyarakat mempercayakan penanganan kasus ini kepada polisi, khususnya tim yang dibentuk langsung Kapolda Kalbar dan sudah mulai bekerja sejak Kamis sore.

“Beliau (Kapolda-red) juga sudah memerintahkan untuk transparan dan akan menyampaikan secara terbuka perkembangan penanganan perkara ini. Akan memberi tindakan tegas apabila terbukti adanya pelanggaran kode etik maupun pidana,” tandasnya.

Atas perintah Kapolda pula, imbuh Tommy, oknum anggota polisi yang terlibat kasus ini dinonaktifkan guna kepentingan pemeriksaan, supaya berjalan lancar dan tuntas demi kepastian hukum di masyarakat.

Sebelumnya, kabar kematian Restu yang dinilai keluarga tidak wajar menggemparkan masyarakat Ketapang dan sekitarnya.

Keluarga menduga, pemuda beralamat di Kelurahan Banjar, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang itu meregang nyawa karena disiksa atau dianiaya oknum anggota polisi.

Salah seorang kerabat dekat korban, Marjuki menceritakan bahwa berdasarkan keterangan orang tua korban, jenazah Restu diantar polisi ke rumah pada Kamis (25/1) sekitar jam 07.00 WIB.

Menurut polisi pengantar jenazah, Restu meninggal karena sakit asma atau sesak napas.

Pihak keluarga tidak percaya, karena tidak ada riwayat penyakit itu yang diderita Restu sepanjang hidupnya.

“Kondisi tubuhnya sehari-hari segar-bugar, sehat wal afiat. Malam Rabu masih sehat, tidak ada penyakit apapun,” kata Marjuki, Kamis (25/1) sore.

Tapi Rabu malam (24/1) sekitar jam 23.00 WIB, sambung Marjuki, pihak keluarga mendapat kabar bahwa Restu dibawa polisi dengan tuduhan melakukan tindak kejahatan.

“Sontak orang tua dan saudara Almarhum bingung masalah apa sampai Restu dibawa polisi. Keluarga meyakini tuduhan itu tidak benar,” ujarnya.

Keesokan paginya, Restu diantar pulang dalam kondisi tidak bernyawa, di sekujur tubuhnya banyak bekas luka baru.

Di antaranya luka bekas jahitan, ada pula mirip luka tembak, kening kanan luka menganga dan lebam, serta luka lebam di lengan kiri.

Luka bekas penganiayaan di jenazah Restu Fahreza
Luka bekas penganiayaan di jenazah Restu Fahreza.

Pihak keluarga curiga Restu disiksa oknum polisi, dipaksa mengakui sesuatu kejahatan.

“Keponakan kami tidak pernah melakukan kejahatan seperti yang dituduhkan polisi itu,” tekan Marjuki.

[jn/cup/fey]

 

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. “Hi,
    I just want to share with you a great website which provides an account for SEO, affiliate marketing, dropshipping, ecommerce at a cheap price. Here it is: https://seotool.club/group-buy-service
    Example:
    Ahrefs account for just $30 (this tool is for seo business)
    Semrush account for just $10.
    Adspy account for just $20 (this tool is for dropshipping/ecommerce business)
    Helium10 for just $10.
    STM forum for just $15.
    And about more than 30+ internet marketing tools at Affordable Price.
    This website is a group buy service. You can visit this link https://seotool.club/group-buy-service
    Thank you!”