MTQ Korpri Jadi Musabaqoh Tilawatil Quran Terbesar di Dunia

MTQ Korpri jadi Musabaqoh Tilawatil Quran terbesar di dunia
MTQ Korpri jadi Musabaqoh Tilawatil Quran terbesar di dunia.
Indonesia Memilih

MTQ VI Korpri Nasional di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dinilai berlangsung fantastis alias sangat luar biasa.

Penilaian itu diberikan Ketua Dewan Pengawas MTQ Korpri Prof KH Nasaruddin Umar.

Bacaan Lainnya
Banner 728309

“Fantastik, hampir tidak punya cacat, pelaksanaannya pun sangat rapi. Keberhasilan MTQ Korpri di Sumbar dari segi kualitas dan kuantitas sama-sama luar biasa. Ini berkat kekompakan antara panitia pusat dengan panitia lokal,” pujinya saat dihubungi via telepon, Senin (14/11) lalu.

Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Prof Nasar menyatakan, rekrutmen Dewan Hakim pun berjalan sangat profesional.

“Saya berani mengatakan tidak walaupun teman dekat, kalau tidak memenuhi syarat: No. Ini saya tegaskan dari awal kita harus profesional. Kalau tidak, wibawa MTQ ini akan kurang,” tandasnya.

Di sisi lain, Imam Besar Masjid Istiqlal ini sangat mengapreasi usaha-usaha Ketum Korpri Nasional Prof Zudan Arif Fakrulloh melobi berbagai pihak untuk menyukseskan MTQ ke-6 Korpri tingkat nasional ini.

“MTQ ini dananya sangat besar, tanpa menggunakan dana Korpri. Dananya berasal dari partisipasi masyarakat dan swasta serta Pemprov Sumatera Barat.

Jadi ini upaya luar biasa menggalang partisipasi masyarakat dalam menyukseskan acara nasional. Negara belum tentu bisa melakukan seperti ini,” kata mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag ini.

Prof Nasar mengingatkan, ke depan MTQ Korpri memang masih perlu penyempurnaan. Dia mengaku dikomplain sejumlah kolega perguruan tinggi negeri dan pemerintah kabupaten/kota, yang menyayangkan mereka tidak diajak serta.

“Bayangkan kalau mereka terlibat semuanya, masya Allah, MTQ Korpri bisa menjadi MTQ terbesar di dunia dari segi jumlah pesertanya dengan masa penyelenggaraan terpanjang, bisa full satu bulan,” ungkapnya.

Ia pun memuji dedikasi para dewan hakim yang bekerja penuh semangat, mulai pukul 7.30 pagi dan berakhir hingga malam hari.

“Dewan hakim itu bukan orang sembarang. Mereka para profesor, yang satu kali ceramah bisa sama honornya dengan di sini. Tapi semua itu mereka tinggalkan tugasnya selama seminggu demi menyokong MTQ Korpri hingga terselenggara dengan baik. Itu luar biasa,” ungkap mantan Wakil Menteri Agama (2011-2014).

Dari sisi penilaian, kata Prof Nasar, MTQ Korpri lebih canggih dibanding MTQ Nasional, karena sudah menggunakan aplikasi penilaian digital.

“Ada pula yang ditampilkan di sini, tetapi tidak pernah ada di MTQ Nasional,” imbuhnya.

Contohnya, di MTQ Nasional itu haram bawa handphone, tetapi di MTQ Korpri wajib bawa ponsel.

“Itu karena penilaian peserta dilakukan secara digital. Jadi nyata kita ini lebih memudahkan, dan lebih eksakta sifatnya. Begitu selesai sudah ada hasil.”

Begitu juga di MTQ Korpri mempelopori lomba khath digital. “Makanya saya katakan, kita harus belajar pada MTQ Korpri,” pungkasnya.[dcp]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *