GUSMAN Fahrizal tiba-tiba muncul di antara sekian lusin figur yang bakal bertarung di gelanggang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu.
Hanya dalam hitungan hari sejak namanya santer disebut di ruang publik, sosok misterius yang sebelumnya tidak terdeteksi radar politik praktis ini mulai gencarkan bersosialisasi.
Salah satunya melalui sejumlah baliho di segenap penjuru Bumi Sekundang Setungguan yang mulai terpajang mentereng sejak Rabu (17/4/24) siang.
Tidak main-main, dia langsung panaskan dapur pacu mesin politiknya dengan sodorkan pembinaan sumber daya manusia (SDM) sebagai program aksi prioritas, diberi label “satu desa satu sarjana”.
Benarkah program ini sekadar jajaan politik yang sengaja dirilis Gusman demi meraup empati di tengah dekadensi moral segenap oknum pejabat daerah tersebut?
Pegiat media politik Bengkulu Selatan, Erwan Mursidi menilai Gusman masih terlalu hijau di dunia politik apalagi untuk mencampakkan Petahana Gusnan Mulyadi dari singgasana.
Kendati demikian, hemat dia, Gusman tetap layak diperhitungkan kalau sederet tokoh politik di belakangnya turut bergerak, salah satunya adalah Anggota DPR RI Dewi Coryati.
Beberapa pengamat lokal lainnya saat dimintai pandangan mengisyaratkan senada.
“Satu desa satu sarjana kalau diseriusi akan terasa lebih realistis dan berdampak positif daripada satu keluarga satu sapi (SAKTI-red) tapi modus,” sikut seorang sumber di Pino Raya, mengenang Program SAKTI Gusnan-Rifa’i yang tak kunjung terwujud hingga akhir masa jabatan, Rabu (17/4) malam.
Meski begitu, imbuh dia, adu ketokohan dan popularitas figur juga sangat menentukan.
Terpisah, seorang sumber KompolmasTV di Jakarta membenarkan soal rencana Gusman terjun ke kancah Pilkada Bengkulu Selatan tahun ini.
Tapi hingga menjelang berita ringkas ini dipublikasikan, sosok dimaksud belum bisa diwawancarai langsung. [hra/im]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
