KEKALAHAN Militer Penjajah Israel dalam perang super ambisius melawan milisi Hamas Palestina semakin nyata, salah satunya ditandai sikap alim Amerika Serikat (AS) akhir-akhir ini.
Setelah ketahuan berbohong soal koalisi baru yang akan menghalau Houthi Yaman di Laut Merah, negara sekutu karib Zionis Israel itu kini berbalik soleh, menawarkan diri sebagai penengah dalam konflik.
Teranyar, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken nekat “sungkem” ke Presiden Palestina Mahmoud Abbas di wilayah penjajahan Israel, Ramallah, Tepi Barat, pada Rabu (10/1/24).
Kunjungan ini tepat sehari pasca pembicaraan Blinken dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet perangnya soal ketegangan regional dan masa depan konflik Israel-Palestina.
Dalam konferensi pers di Tel Aviv sebelum bertolak ke Tepi Barat pada Selasa (9/1) malam, Blinken mengatakan akan merayu Abbas tentang tanggung jawab Otoritas Palestina mereformasi diri dan meningkatkan tata kelola pemerintahan menuju negara Palestina.
Menurutnya, negara-negara Arab yang sempat ia kunjungi sebelum ke Tel Aviv sama-sama punya keinginan menjalin keintiman dengan Israel jika itu dapat menjadi jalan tol bagi kemerdekaan Palestina.
Sayangnya, Blinken tidak menjelaskan tanggapan Netanyahu dan kabinet perangnya terhadap seruan berdamai dan mengakui negara Palestina tersebut.
Faktanya, sejak hampir satu dekade lalu AS tidak hanya gagal menengahi tapi malah ikut campur secara frontal dalam pertempuran.
Kantor Berita Reuters melaporkan, Blinken telah mengisyaratkan Zionis Israel harus mengambil keputusan sulit untuk memanfaatkan tawaran negara-negara Arab.
“Kekerasan pemukim ekstremis yang dilakukan tanpa mendapat hukuman, perluasan pemukiman, pembongaran dan penggusuran paksa akan mempersulit Israel mencapai perdamaian dan keamanan abadi,” tandasnya.
[GO/ent]
—
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
