Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Namun masih ada golongan orang merugi meski telah melaksanakan puasa, sholat dan amal ibadah lainnya di bulan itu. Apa penyebabnya?
Oleh : Hj Dewi Sartika SE*
RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang sholat tarawih di Bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Demikian pula soal sholat malam saat Lailatul Qadr, Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيماناً واحْتِسَاباً، غُفِر لَهُ مَا تقدَّم مِنْ ذنْبِهِ
“Barang siapa yang mengerjakan sholat di malam hari dan malam itu bertepatan dengan Lailatul Qadr, maka Allah SWT ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dengan begitu, tidak ada lagi keraguan bahwa bertemu Ramadhan adalah suatu nikmat besar.
Sayangnya, tidak semua orang beruntung dengan nikmat tersebut meski telah melaksanakan puasa, sholat dan ibadah-ibadah lainnya sepanjang Bulan Ramadhan.
Dalam hadits shahih diriwayatkan At-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda :
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Sungguh c*laka seorang yang berjumpa dengan Bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.” (HR Tirmidzi).
Ustadz DR Firanda Andirja MA dalam laman Bekal Islam mengurai, terdapat tiga golongan manusia yang merugi tersebut :
1. Berpuasa Tapi Tetap Melakukan Maksiat
Beberapa jenis maksiat dapat menghilangkan pahala puasa, di antaranya adalah dusta.
مَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ والعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kedustaan dan tetap melakukan kemaksiatan, maka Allah tidak akan memberikan pahala terhadap rasa lapar dan dahaganya.”
Para ulama menjelaskan amalan setara dengan dusta dalam hadits ini yaitu melakukan ghibah.
Orang yang menyebutkan keburukan (ghibah) saudaranya semuslim, puasanya tetap sah namun tidak mendapat pahala.
2. Berpuasa Tapi Tidak Bersemangat Melaksanakan Ibadah
Sangat banyak amalan yang bisa menyebabkan seseorang mendapat ampunan dari Allah SWT, namun golongan ini melewatkannya begitu saja. Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda :
مَن صَامَ رَمَضَانَ، إيمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ.
“Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan ihstisab (mengharap pahala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Perlu dipahami, jangan sampai kita menganggap puasa di Bulan Ramadan hanya sebagai rutinitas biasa, tapi harus disertai sikap ihtisab, yaitu mengharap pahala.
Abu Sulaiman al-Khathabi menjelaskan, ihstisab adalah berpuasa dengan mengharapkan pahala, berpuasa dengan jiwa bersemangat, tidak merasa berat dengan puasanya, dan tidak merasa puasanya panjang.
Artinya, melaksanakan puasa dengan semangat karena sadar bahwa ada pahala besar yang menanti.
3. Berpuasa Tapi Tidak Menjaga Adab
Puasa memiliki adab-adab tertentu yang harus dijaga. Rasulullah ﷺ bersabda :
إذَا كانَ يَوْمُ صَوْمِ أحَدِكُمْ فلا يَرْفُثْ ولَا يَصْخَبْ، فإنْ سَابَّهُ أحَدٌ أوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa hendaknya ia jangan berkata-kata kotor dan jangan berteriak-teriak. Apabila seseorang mencaci-maki atau mengajak berkelahi maka hendaknya ia katakan, ‘Aku sedang berpuasa’.”
Jika adab dalam berpuasa tidak dijaga, maka waktu akan terbuang sia-sia karena terjebak dengan sesuatu tanpa faedah. Kita harus bisa membuat hari-hari ketika berpuasa berbeda dengan hari biasa.
Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi tersebut. Aamiin yaa robbal ‘alamiin.***
*) Penulis adalah aktivis perempuan asal Bengkulu Selatan
**) Referensi : [email protected]
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
