PUNCAK Peringatan Hari Bumi ke-54 yang jatuh pada Sabtu, 22 April 2023 diwarnai aksi para sukarelawan puluhan negara melawan perubahan iklim yang makin genting.
Ribuan orang berkumpul di London, mengawali rangkaian kegiatan “Big One” selama empat hari yang diselenggarakan organisasi Extinction Rebelion, Jum’at (21/4).
Waktu bersamaan, segenap relawan menggelar pekan konservasi berisi aneka festival dan aksi bersih-bersih di seluruh dunia, dimulai dari Roma dan Boston.
Sementara di Washington DC, digelar aksi unjuk rasa mendesak Presiden Joe Biden menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
Dalam pertemuan para kepala negara ekonomi besar, Kamis (20/4) lalu, Biden menyatakan akan tingkatkan anggaran negaranya untuk bantu negara-negara berkembang hadapi dampak perubahan iklim, serta siap hentikan deforestasi kawasan hutan hujan Amazon di Brazil.
Terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres menandaskan peringatan serius kepada dunia.
“Kita tampaknya sangat mengarah kepada kehancuran,” ucapnya dalam sebuah rekaman pesan untuk peringatan Hari Bumi tahun ini.
Reuters melaporkan, rangkaian peringatan Hari Bumi tahun ini diwarnai cuaca ekstrem berminggu-minggu.
13 orang dikabarkan tewas akibat gelombang panas di India, minggu lalu. Di Thailand, peningkatan suhu siang hari tembus 45,4 derajat Celcius.
Menelisik gelombang panas di India, para ilmuan menyebut sebagai fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mereka berpendapat, dampak buruk akan dihadapi negara itu kalau perubahan iklim ekstrem terjadi dalam jangka panjang, karena rusaknya sektor pertanian, ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Para ilmuan memprediksi, perubahan iklim dan El Nino picu temperatur global capai titik terpanas pada tahun ini atau 2024 mendatang.[um]
—
Sumber: Reuters
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
