BENGKULU SELATAN | KompolmasTV — Segenap owner media online terperangah saat ditawari masuk ke salah satu ruang kelas SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan.
Para pengurus DPC IMO-Indonesia tersebut menyaksikan langsung kondisi meja dan kursi belajar siswa yang nyaris tidak dalam kondisi baik-baik saja.
Dalam konteks ini, pengakuan Kepala SMPN 1 Liasrawati MPd dan Ketua Komite Roy Marten SE saat ‘hearing’ benar-benar jujur.
Dilihat dari nomor register inventaris, meja dan kursi tersebut hasil pengadaan tahun 2018, bahkan ada yang lebih tua. Ada pula kursi plastik hampir lapuk.
Pemandangan kontras terlihat pada dinding ruangan, dua unit pendingin udara tertambat apik bersahaja.
“Bagi sekolah sederajat lainnya di daerah ini, properti seperti ini tentu sangat langka. Paling mewah, mungkin cuma di ruang guru dan kepala sekolah,” celetuk Sugianto, Kamis (26/8) pagi.
Wakil Ketua Biro Pengembangan Usaha DPC IMO-Indonesia ini mengaku prihatin sekaligus heran terhadap ketimpangan tatakelola keuangan sekolah tersebut.
Terlepas dari anggaran atau sumbangan apa pendingin ruangan itu berasal, kata Sugianto, mestinya manajemen sekolah bisa mengimbangi demi kelayakan fasilitas belajar-mengajar.
Setengah jam sebelum kunjungan kelas ini, Kepala SMPN 1 Liasrawati MPd menyatakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mampu menggawangi kebutuhan meja dan kursi.
Tapi menurut dia, penganggarannya tidak bisa mendadak, dan harus dibuat bertahap hingga beberapa tahun.
Agar kebutuhan lainnya —termasuk peningkatan tagihan listrik kalau pendingin ruangan difungsikan saat kegiatan belajar tatap muka— bisa terakomodir pula.
Baca Juga: Waduh..! Gegara Pansus DPRD Mangkrak?
Sayangnya, Lias tidak ikut mengantar rombongan hearing menyambangi ruang kelas tersebut.
Hingga saat berita ini ditayangkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dan pihak-pihak berkompeten lainnya masih dalam upaya dikonfirmasi.[sri]
