Waspadai Bahaya Lisan! Sang Pemusnah Pahala Puasa Ramadhan

Waspadai bahaya lisan, sang pemusnah pahala puasa Ramadhan - oleh Hj Dewi Sartika SE
Waspadai bahaya lisan, sang pemusnah pahala puasa Ramadhan - oleh Hj Dewi Sartika SE.
Indonesia Memilih

Terdapat tiga golongan yang merugi karena selama Ramadhan tidak memperoleh apa-apa selain lapar dan dahaga. Satu di antara golongan itu adalah orang-orang yang tidak memelihara lisan dan tetap bermaksiat saat berpuasa.

Oleh : Hj Dewi Sartika SE*

Bacaan Lainnya
Banner 728309

BULAN Ramadhan adalah momentum menggembirakan bagi setiap muslim, karena kesempatan mendulang pahala terbuka sangat luas.

Namun bagi golongan tertentu, Ramadhan tidak belum tentu memberi arti sedemikian. Pahala yang mereka harapkan dari ibadah puasa musnah oleh maksiat (termasuk lisan) yang disengaja atau tidak, tidak mereka tinggalkan.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda :

مَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ والعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan kedustaan dan tetap melakukan kemaksiatan, maka Allah tidak akan memberikan pahala terhadap rasa lapar dan dahaganya.”

Dalam konteks ini, puasa dan ibadah lainnya di Bulan Suci Ramadhan sejatinya bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga menjaga lisan dari perkataan tidak pantas.

Ustadz kondang, Ahmad Susilo dalam sebuah majelis pengajian di Pancoran lima tahun silam menjelaskan, meninggalkan perkataan buruk adalah bagian dari sunnah.

“Tidaklah disebut mukmin orang yang suka mencela, yang gemar melaknat, yang suka berkata-kata keji, dan yang berkata-kata kotor,” (HR at-Tirmidziy).

Hadits ini tegas menyatakan bahwa para pencela dan pengucap kata-kata kotor belum bisa disebut mukmin.

Ustadz Ahmad Susilo menyebutkan, orang yang selama hidupnya di dunia suka mengucapkan kata-kata buruk dan keji bakal kesulitan memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW di akhirat.

Sebab, kata dia, salah satu syarat seorang hamba bisa mendapatkan syafaat Rasulullah SAW adalah keridhaan Allah SWT terhadap ucapan-ucapannya.

يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلً
“Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya,” QS At-Taha, Ayat 109.

Firman Allah ini menegaskan pentingnya menjaga lisan dari perkataan unfaedah tidak terkecuali ucapan bohong, ghibah dan fitnah sebab itu semua akan dihisab Allah SWT.

Di dunia fana, begitu mudah bagi seorang pembohong memuntahkan janji-janji kemudian mengingkarinya, bahkan seorang pemimpin sekalipun acapkali tidak malu-malu lagi menjadi pemberi harapan palsu (PHP) bagi rakyatnya.

Seorang peng-ghibah juga tidak segan-segan mengumbar aib saudaranya sesama muslim, bahkaan tega memfitnah demi mencelakai pihak lain atau menyelamatkan diri sendiri.

Orang-orang seperti inilah yang termasuk dalam golongan merugi di Bulan Ramadhan dan terancam tidak mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ ذَالِكَ.

Terakhir, mari kita simak dan pahami firman Allah SWT berikut :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ ۚ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan,” Qs An-Nisa ayat 135.

Demikian kajian harian kita di Bulan Ramadhan 1444 Hijriyah ini, mohon maaf atas khilaf dan kekurangan dalam penyampaiannya.

Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga Allah menjauhkan kita dari bahaya lisan, serta senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin yaa robbal ‘alamiin.***

 

 

*) Penulis adalah aktivis perempuan asal Bengkulu Selatan—
**) Referensi : tafsirweb.com

 

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Banner 728309

Pos terkait

Ekowisata Serunting - Wisata Bengkulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *