Ramadhan disebut juga bulan kesabaran karena di dalamnya terdapat kewajiban menjalankan ibadah puasa yang merupakan separuh kesabaran. Sementara Allah telah menjanjikan sesuatu yang istimewa bagi insan-insan penyabar, kelak di hari akhir.
Oleh : Hj Dewi Sartika SE*
MENAHAN Diri dari hawa nafsu saat berpuasa membutuhkan kesabaran tersendiri bagi orang yang menjalankannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Puasa itu separuh kesabaran,” (HR Tirmidzi).
Menahan diri inilah bagian dari pendidikan kesabaran yang Allah berikan melalui puasa dan Allah telah menyediakan banyak keutamaan untuk orang-orang yang sabar.
Allah SWT dalam Surah Ar-Ra’d Ayat 22 berfirman :
وَٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى ٱلدَّارِ
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).”
Menurut Tafsir Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) ayat tersebut mengandung makna berikut :
“Mereka adalah orang-orang yang sabar dalam menaati Allah, sabar atas takdir Allah pada mereka, baik yang membahagiakan atau yang menyedihkan; Mereka sabar menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah demi mendapatkan ridha Allah; Mereka menegakkan sholat secara sempurna, memberikan sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka, yaitu hak-hak harta yang wajib, juga memberikan sebagian dari harta secara suka rela secara sembunyi-sembunyi karena takut ria dan secara terbuka agar diteladani oleh orang lain; Dan mereka menolak keburukan orang yang berbuat buruk kepada mereka dengan berbuat baik kepadanya. Orang-orang yang memiliki sifat tersebut mendapatkan akhir yang baik pada Hari Kiamat.”
Beranjak dari tafsir ini, kesabaran dapat dikategorikan menjadi tiga hal, yakni :
- Sabar terhadap nikmat. Misalnya ketika mendapatkan nikmat berupa jabatan, seseorang harus bersyukur dan bersabar menjalankankan jabatannya, sehingga jika ada ajakan bermaksiat dengan jabatan itu, ia mampu menolaknya.
- Sabar terhadap musibah, yaitu saat seseorang mendapatkan kesulitan lalu ia memasrahkannya kepada Allah sembari tetap berupaya mencari solusinya dengan petunjuk Allah SWT.
- Sabar terhadap ibadah. Kesabaran menuju taqwa kepada Allah SWT harus bisa diimplementasikan dalam pelaksanaan sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
Pada kalimat terakhir Ayat 22 (Surah Ar-Ra’d) tersebut Allah SWT berjanji kepada orang-orang yang sabar : “Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik di hari kiamat).”
Demikian kajian kita kali ini, mohon maaf atas khilaf dan kekurangan. Selamat menjalankan puasa Ramadhan 1444 Hijriyah dengan penuh kesabaran.
Semoga amal ibadah kita diberi ganjaran pahala yang melimpah dari Allah SWT, Aamiin ya robbal ‘alamiin. ***
Cover Story
Pada artikel tausyiah hari keempat Ramadhan 1444 Hijriyah ini penulis sengaja menyertakan foto kondisi terkini Masjid Al-Falah di Dusun Datar Lebar, Desa Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Masjid yang sudah hampir roboh dangan atap seng jebol dimana-mana ini, sudah ditinggal seluruh jamaahnya karena tidak layak ditempati.
Belum ada tempat ibadah pengganti untuk para jamaahnya pada radius 5-7 kilometer dari lokasi masjid lama tersebut.
Entah bagaimana selanjutnya, والله عالم بشواب
*) Penulis adalah aktivis perempuan kelahiran Bengkulu Selatan
**) Referensi : tafsirweb.com
Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV
