Menjemput Petaka di Pagi Buta, Nelayan Ini Pulang Tanpa Nyawa

Menjemput petaka di pagi buta, nelayan ini pulang tanpa nyawa
Menjemput petaka di pagi buta, nelayan ini pulang tanpa nyawa.

SEORANG Nelayan pukat tarik tradisional asal Desa Telak, Parittiga, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pulang tanpa nyawa, Rabu pagi, 13 September 2023.

Hidup pria bernama Sarip, 55, ini harus berakhir dalam pusaran ombak pantai di Perairan Jeti, Dusun Belembang, Desa Bakit, Parittiga.

Bacaan Lainnya

Dikabarkan, Sarip dan Tohima mulai merayapi pantai Jeti sekitar jam 03.00 WIB. Pasangan suami istri (Pasutri) ini tidak menyangka bakal menjemput petaka di pagi buta tersebut.

Seperti biasa, mereka menebar pukat dari bibir pantai, menarik salah satu ujungnya ke arah lautan, kemudian ditarik melingkar ke bibir pantai kembali.

Ini dilakukan berulang kali dengan berjalan kaki di perairan dangkal untuk memperoleh hasil tangkapan memadai.

Saat menebar pukat kali ketiga dan akan berjalan kembali ke bibir pantai, sekitar jam 06.00 WIB, Sarip terpeleset, tergulung pusaran ombak.

Dia sempat melambaikan tangan kepada Tohima sebelum akhirnya tenggelam tanpa jejak.

Kapolsek Jebus, AKP Yudha Prakoso SIK MA Seizin Kapolres Bangka Barat Polda Babel, AKBP Ade Zamrah SIK membenarkan kabar bersumber pengakuan istri korban tersebut.

Saat itu, kata dia, Tohima sontak panik dan meminta pertolongan nelayan yang sedang melintas menggunakan perahu untuk mencari korban.

Sarip berhasil ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian, sekira jam 08.30 WIB.

“Sayangnya, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia,” sesalnya, Rabu siang.

Menerima informasi ini, terang Yudha, personel Sat Polair Polres Bangka Barat dan Bhabinkamtibmas Desa Bakit, Brigadir Amin Yulianto bersama Bhabinkamtibmas Desa Telak, Bripka Boni Sibarani segera mengecek ke TKP.

“Jenazah korban dievakuasi ke daratan, kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan,” imbuhnya.

Belajar dari musibah ini, Yudha mengimbau para nelayan meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di perairan.

“Apalagi saat cuaca seperti ini, kondisi laut bisa berubah ekstrem sewaktu-waktu,” tutupnya. [bn]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Pos terkait