Heboh Temuan 5 Mayat di Kampus Unpri, Kapolda Diminta Tindak Oknum Aparat

Heboh temuan 5 mayat di Kampus Unpri, Kapolda diminta tindak oknum aparat
Heboh temuan 5 mayat di Kampus Unpri, Kapolda diminta tindak oknum aparat. [Foto: Tangkapan layar/kolase]

TEMUAN Lima mayat tanpa identitas di gedung kampus Universitas Prima Indonesia (Unpri), Medan, Sumatera Utara (Sumut) sempat bikin heboh jagad.

Namun kini malah jadi blunder bagi oknum anggota polisi yang dituding bertindak semena-mena dengan memaksa melakukan penggeledahan tanpa izin dan surat perintah.

Bacaan Lainnya

Bahkan, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unpri, Kolonel Ckm (Purn) drg Susanto MKes melalui video diunggah akun YouTube PrimaTV meminta Kapolda Sumut menindak oknum aparat dimaksud.

“Kami meminta kepada Bapak Kapolda untuk menindak oknum yang telah bertindak semena-mena di Unpri,” tandasnya, diunggah ulang akun Youtube KompasTV, dilihat Kompolmas Sumut pada Rabu (13/12) malam.

Sebelumnya Susanto memaparkan, Unpri Medan memiliki Fakultas Kedokteran (FK) yang berdiri sejak tahun 2008.

Fakultas ini memiliki beberapa laboratorium untuk menunjang proses belajar-mengajar, salah satunya adalah laboratorium anatomi atau ilmu urai.

Dalam laboratorium anatomi, salah satu media belajar adalah cadaver, yaitu tubuh manusia yang diawetkan.

“Di laboratorium FK Unpri terdapat lima cadaver. Satu perempuan dan empat laki-laki. Cadaver tersebut telah diadakan oleh rektor terdahulu, pada tahun 2005,” ungkapnya.

Susanto meyakini, setiap FK di Indonesia memiliki cadaver sebagai media pembelajaran, dan peraturan tentang cadaver sebagai media pembelajaran ilmu urai atau anatomi telah diatur oleh undang-undang.

“Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi karena pimpinan universitas tidak pernah dimintai keterangan secara resmi,” ucapnya.

Susanto menceritakan, pada 11 Desember beberapa oknum mengaku polisi mendatangi kampus Unpri pada malam hari, mendesak untuk melakukan penggeledahan.

Pada malam hari itu tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tapi oknum memaksa masuk dan Satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah. Tidak didapati apapun saat itu.

Hari berikutnya, penggeledahan dilanjutkan kembali mulai pagi hingga malam hari.

“Dan dijumpai lima cadaver di dalam bak cadaver pada lab anatomi. Kemudian cadaver tersebut dikeluarkan dari tempatnya untuk diperiksa, kemudian dikembalikan lagi ke bak cadaver,” urainya.

Susanto mengutarakan, hal sangat disesalkan pihaknya adalah saat penggeledahan tanggal 12 ada perintah mengosongkan kampus, padahal saat itu polisi sudah diberikan izin untuk pemeriksaan.

“Dengan perintah tersebut pihak kampus sangat keberatan. Dan saat bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran, kuliah, praktikum dan ujian,” akunya.

Bahkan, lanjut Susanto, ada ancaman mem-police line kampus, sehingga memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa dan dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi.

Selain meminta Kapolda Sumut menindak oknum anak buahnya tersebut, Susanto juga mempertanyakan urgensi oknum-oknum polisi menggeledah kampus Unpri tanpa surat perintah penggeledahan.

Dia berharap, aparat penegak hukum yang bertugas menjaga ketertiban dan melayani masyarakat dapat bekerja secara profesional.

“Dan memperhatikan semua aspek dan efek dari tindakan yang dilakukan, karena kampus merupakan institusi pendidikan yang memiliki integritas,” pungkasnya.

Hingga menjelang berita ini dipublikasikan, penjelasan resmi kepolisian dan pihak-pihak berkompeten lainnya belum diperoleh, upaya mengonfirmasi masih dilakukan.

[rin]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Pos terkait