Arogansi Asintel Coreng Reputasi Kejaksaan RI, Wartawan Curigai 2 Kasus Ini

Arogansi Asintel coreng reputasi Kejaksaan RI, wartawan curigai 2 kasus ini
Arogansi Asintel coreng reputasi Kejaksaan RI, wartawan curigai 2 kasus ini. Terlihat Asientel Kejati Babel sedang menggelar konferensi pers, Jum'at sore. [Foto: Istimewa]

ASISTEN Intelijen (Asintel) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersikap tidak wajar saat merespons pertanyaan wartawan soal dugaan korupsi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Hal demikian tidak hanya blunder dan mencoreng reputasi institusi Kejaksaan Republik Indonesia, tapi juga memantik kecurigaan pers.

Bacaan Lainnya

Kantor Berita Online (KBO) Babel mengabarkan, arogansi Asintel Kejati Babel dipertontonkan saat wartawan media tersebut mengajukan pertanyaan usai konferesi pers di Gedung Kejati, Kamis (7/3/24) lalu.

Sore itu, Ryan A Prakasa dari KBO Babel coba menanyakan perkembangan dugaan korupsi di tubuh KONI Kabupaten Bangka tahun anggaran 2023 kepada Asintel.

“Izin Pak Asintel. Saya mau tanya dugaan korupsi di tubuh KONI Kabupaten Bangka, sejauh ini bagaimana kelanjutannya?” tulis KBO Babel dalam siaran pers menirukan kalimat Ryan kala itu.

Asintel spontan menjawab dengan nada tinggi diiringi mimik wajah tegang.

“Saya tidak tahu. Mana buktinya?” sahutnya.

Ryan mencoha jelaskan maksud pertanyaan tersebut guna kepentingan konfirmasi pemberitaan, namun Asintel masih saja menunjukan sikap arogan di depan Ryan, disaksikan segenap wartawan lainnya.

Usai kejadian, Ryan merasa sangat kecewa terhadap sikap seorang oknum pejabat Kejati Babel tersebut.

Dia meragukan jawaban emosional Asintel yang berkilah seolah pihaknya tidak membidik dugaan korupsi di tubuh KONI Kabupaten Bangka.

“Padahal sebelumnya informasi yang kami dapatkan, Kejati Babel saat ini sedang membidik dugaan kasus korupsi di KONI Kabupaten Bangka tahun anggaran 2023. Tapi kok dia (Asintel-red) malah tegang dan arogan menjawab pertanyaan,” sesal Ryan.

Dia mengaku menyangsikan kinerja pelaku menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) jabatan Asintel Kejati Babel yang sejatinya juga sebagai PPID di institusi tersebut.

“Sepertinya dia (Asintel-red) tidak paham dengan tupoksi dan jabatan sebagai corong utama penyampai informasi. Kejadian kemarin itu kan bisa berdampak buruk terhadap komunikasi dalam upaya bersama menjaga singergistas antara pers dengan Kejaksaan,” beber Ryan.

Curigai KIS Basel

Mencermati sikap Asintel yang tidak patut, Ryan kini bertambah curiga dengan penanganan kasus besar lainnya yang diduga mangkrak pula.

Yakni dugaan korupsi mega proyek Kawasan Industri Sadai (KIS) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) dengan anggaran ratusan miliar rupiah yang ditengarai sarat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Padahal, menurut Ryan, proyek KIS sejak awal pengerjaan dikawal Kejati Babel selaku Tim Pengawasan Pembangunan Proyek Strategis (TPPPS).

“Informasi yang diperoleh tim media kami (KBO Babel-red) di lapangan, banyak temuan seputar mega proyek KIS Basel itu. Anehnya proyek ini sejak awal pembangunan dikawal tim Kejati Babel, kok jadi seperti ini ceritanya?” cecar mantan pegiat LSM KAMPAK Babel ini.

Dikecam PJID

Arogansi Asintel Kejati Babel terhadap wartawan senior KBO Babel, Ryan A Prakasa menuai kecamanan banyak pihak di wilayah tersebut.

Tidak terkecuali Wakil Ketua Perkumpulan Jurnalis Indonesia Demokrasi (PJI-D) Babel, Ibrahim.

Baim, sapaan karibnya, menyebut Asintel tidak profesional menjalankan tupoksinya sebagai corong utama di institusi Kejati Babel.

“Semestinya pandai berkomunikasi sehingga tindak menimbulkan selisih paham. Nah, ini (justru-red) berdampak memberi citra buruk aparat penegak hukum di institusi itu sendiri,” katanya dalam siaran pers, diterima Minggu (10/3) sore.

Baim mengecam keras sikap Asintel dalam etika berkomunikasi dengan para pekerja pers. Apalagi Ryan dikenal sosok wartawan yang telah belasan tahun konsisten melaksanakan liputan di lingkungan Kejati dan Kejari jajaran.

“Saya yakin dia paham betul menjalankan profes ini. Sudah lebih enam kali pergantian Kajati, Ryan masih konsen liputan di situ. Baru kali ini ada kejadian seperti ini, kebetulan saya sendiri sempat menyaksikan,”ungkapnya.

Baim mengaku prihatin dengan kejadian tersebut karena dampaknya di kemudian hari.

“Sikap arogan akan timbulkan citra buruk institusi,” tandasnya.

Sinergitas Pers dan Kejaksaan RI

Pers diharapkan tidak pernah lelah memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang program Trisula Pemberantasan Korupsi, yakni pendidikan, pencegahan dan penindakan.

Melalui informasi yang disebarluaskan pers ini masyarakat diharapkan bisa mengetahu, memahami serta peduli dan pada akhirnya terlibat saling bersinergi memberantas korupsi.

Apalagi, upaya memberantas korupsi memang diperlukan upaya-upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termaasuk pers, karenakan tindak kejahatan korupsi tidak serta-merta dapat langsung dihapus.

Penegakan hukum dan pers pun seperti dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Kerap kali laporan dan pengaduan justru didapatkan dari masyarakat melalui pers.

Sebab itu, pers juga tentunya berperan mengawasi setiap sudut dan sisi penegakan hukum agar dapat berjalan on the track atau taat azas.

Paparan sedemikian disampaikan Jaksa Agung RI, Burhanudin ST di sejumlah media nasional.

“Kinerja tanpa publikasi tiada artinya, sebab masyarakat perlu mengetahui apa yang sudah saudara-saudara kerjakan,” tandasnya, beberapa waktu lalu.

Pemberitaan yang disampaikan jurnalis atau wartawan tidak lain sebagai bahan informasi masyarakat, sehingga simbiosis mutualisme antara pers dan institusi Kejaksaan dapat terjaga baik dalam manfaat pemberitaan.

Lantas bagaimana jika singergisitas tersebut tidak sesuai harapan? Kondisi ini jelas akan berdampak negatif terhadap sisi pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat atau publik.

Hingga menjelang berita ini dipublikasikan, Asintel Kejati Babel dan pihak-pihak berkompeten insiden Jum’at sore masih dalam upaya dikonfirmasi.

[rkf/red]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Pos terkait