Perdana Sepanjang Sejarah, Festival Naik Dango Digeber DAD Ibu Kota

Perdana sepanjang sejarah, Perdana Sepanjang Sejarah, Festival Naik Dango digeber DAD Kota Pontianak di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, pemukukan gong 7 kali menandai pembukaan even
Perdana sepanjang sejarah, Perdana Sepanjang Sejarah, Festival Naik Dango digeber DAD Kota Pontianak di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, pemukukan gong 7 kali menandai pembukaan even. [Foto: Istimewa]

FESTIVAL Naik Dango digeber tiga hari suntuk di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Ini merupakan perdana sepanjang sejarah even budaya menyambut musim panen padi tersebut digelar Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak.

Bacaan Lainnya

Selama beberapa dekade, Festival Naik Dango rutin dilaksanakan setiap tahun oleh DAD Kabupaten/Kota lain dari luar Pontianak.

Mengusung tema “Membangun Budaya Dayak Menuju Indonesia Emas Tahun 2045”, festival ini berlangsung hingga Senin, 21 April 2024.

“Melalui Naik Dango I DAD Kota Pontianak tahun 2024, kita wujudkan partisipasi masyarakat Dayak dalam peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kalimantan Barat,” ucap Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kalbar Ignatius IK menirukan sub tema kegiatan usai tujuh kali memukul gong pertanda even resmi dimulai, Jum’at (19/4) kemarin.

Pada sesi pembukaan ini para pengunjung disuguhi tarian adat Dayak enam kotingen DAD Kecamatan se-Kota Pontianak dengan membawa hasil panen ladang.

Ketua DAD Kota Pontianak Yohanes Nenes berharap, melalui Naik Dango perdana ini dapat menggali seni budaya Dayak yang belum terangkat ke publik.

“Menjadikannya sebagai agenda wisata tahunan Pemkot Pontianak, Kalbar, bahkan ke tingkat nasional, sehingga bisa dikenal untuk generasi muda,” katanya.

Ketua DAD Provinsi Kalbar Cornelius Kimha mengatakan, sejatinya terdapat tiga aspek dalam kehidupan masyarakat Dayak, yakni meramu, berburu, dan bercocok tanam.

“Nah, Naik Dango ini berkaitan dengan budaya kita, yaitu bercocok tanam, untuk melanjutkan kehidupan berkelanjutan yang telah disepakati secara adat,” jelasnya dalam sambutan.

Kimha memaparkan, Naik Dango yang sebelumnya dilaksanakan di daerah-daerah tertentu kini dapat dilaksanakan di kota.

Menurutnya, nilai kebudayaan itu tidak terlepas dari moral dan perilaku setiap insan yang memiliki nilai seni kreatif.

“Artinya, orang Dayak secara moral dan budaya sudah mampu menciptakan gagasan besar. Yaitu adat istiadat, tata cara adat dan hukum adat hingga sampai bagaimana cara dia (orang Dayak-red) berterimakasih,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina DAD Kalbar, Lasarus mengapresiasi terlaksananya Naik Dango pertama ini oleh DAD Kota Pontianak.

“Hari ini kita (orang Dayak-red) harus ambil bagian, dimana kita harus berada di meja keputusan itu diambil. Kita tidak lagi harus mempercayakan nasib dan masa depan bangsa Dayak hanya (melalui-red) titipan kepada orang lain,” tandasnya.

Sekjen Majelis Adat Dayak Nusantara (MADN) Yakobus Kumis menyampaikan pentingnya riset dan teknologi dalam pengelolaan pertanian.

Sebab melalui riset dan teknologi tersebut dapat memacu produktivitas sektor pertanian.

“Kita ini tertinggal jauh. Orang sudah modernisasi, kita masih pakai manual, yakni menyangkul tanpa perkembangan. Karena itulah riset dan teknologi ini penting, supaya kita mendapat bibit unggul, mendapat mesin-mesin yang baik untuk kelanjutan hidup masyarakat kita,” urainya.

Festival Naik Dango dihiasi sederet kegiatan, di antaranya acara adat Nyagahatn, ritual adat Masang Pamabakng, ritual Ngalajukatn, tarian jonggan, musik sape, pencak silat, eksebisi sumpit, pangka gasing, hiburan artis, pameran dan kuliner UMKM dan lainnya. [sopian/jn98]

Baca selengkapnya di GOOGLE NEWS KompolmasTV

Pos terkait